Suami Yuka ditugaskan ke luar negeri, putranya memberontak, rasa frustasinya bertambah karena kesepian, dan masturbasi menjadi kebiasaan sehari-hari. Suatu hari, teman anak saya, Makoto, datang berkunjung karena kedua tangannya terluka. Yuka merasa kasihan padanya, yang bahkan tidak bisa mengatur kehidupan sehari-harinya dan merawatnya. Berbeda dengan anakku yang pemberontak, suatu hari ketika aku merasakan kegembiraan melayani dalam reaksi jujurnya, Makoto menjadi keras saat tubuhnya sedang diusap. Setelah itu, Yuka yang merasakan tubuhnya sakit karena kemaluannya yang kuat, tidak tahan.
